11.
Painem
Beliau adalah ibu saya sendiri,… beliaulah
yang pertama kali mengajarkan dan mengajak saya berimajinasi tentang dunia dan
akhirat, tentang tauhid, tentang Iman dan Islam. Beliau ajarkan saya dengan
contoh tentang kesabaran, kelembutan dan keramahan. Beliau sepertinya dari awal
berusaha membangun suatu karakter yang baik untuk saya,..saya merasakannya
meski hingga saat ini saya menyadari belum mampu menjadi seperti yang beliau
harapkan…
22.
Kardiono
Beliau adalah bapak saya sendiri,..meski
saya akui saya pernah sangat lama kecewa hingga membencinya,..tetapi
sesungguhnya ada banyak hal yang telah beliau ajarkan kepada saya, terutama
tentang sopan-santun dan bagaimana menghargai orang lain meski dulu saya
melihat beliau sering melanggar tentang apa yang beliau ajarkan. Meski sepele
tetapi ini sangat penting, di manapun dan kapanpun sopan-santun selalu jadi tuntutan
buat saya, karena saya hidup tak mungkin terlepas dari pergaulan dengan orang
lain. Tanpa sopan santun yang beliau ajarkan barangkali saya tidak akan
diterima dengan baik oleh keluarga angkat saya di Jambi, keluarga istri saya, dan
dagangan saya mungkin juga tidak akan laris.
33.
Qomariyah
Beliau adalah guru TK saya di TK ‘Aisyiyah,..beliau
menguatkan dan melengkapi apa yang telah diajarkan ibu dan bapak saya,
beliaulah yang pertamakali ajari saya berwudhu,…masih sangat jelas bagaimana
beliau memberikan contoh membersihkan sela-sela jari saat berwudhu,.. beliau
jugalah yang pertama kali ajarkan gerakan sholat, do’a-do’a, sejarah Nabi
hingga kenalkan menulis dan berhitung.
44.
Markiyah
Beliau adalah guru kelas 1 SD saya di SD
Muhammadiyah Siliran, beliaulah yang mengajarkan saya menulis dan membaca
hingga bisa. Saat ini saya bisa menulis tulisan ini tentu juga karena jasanya…
dari bisa menulis dan membaca inilah saya bisa mengenal dunia luas dengan lebih
mudah,… dan sepertinya saat ini tiada hari yang tanpa membaca dan menulis..
55.
Drs Sukarno
Beliau masih keluarga, saya memanggilnya “mbah”.
Dari beliau yang paling menonjol dan membekas bagi saya adalah tentang Tauhid,
cara menyampaikannya mudah dimengerti. Tauhid tentu merupakan sesuatu yang
sangat mendasar bagi saya. Yang lain adalah tentang wibawa yang tidak perlu
dibuat-buat, tentang Ilmu Islam yang dalam dan tentang cara berfikir yang tidak
sempit.
66.
Suharno
Beliau adalah guru saya di Taman Pendidikan
Al-Quran, sebenarnya bukan beliau yang pertama kali mengajarkan saya membaca Al-Qur’an,
akan tetapi beliaulah yang paling membuat saya bisa membacanya, mengerti lebih
banyak tentang mahroj, tartil dan sebagainya termasuk metode mengajarkannya
kepada anak yg saat ini saya praktekin ke anak saya. Kemudian secara tidak
langsung beliau juga telah ajarkan saya bagaimana berorganisasi, event
organizer dan desain grafis, yaitu pada masa dulu dengan membuat dekorasi untuk
backdroup saat pengajian dengan menempelkan pada kain tulisan dari kertas yang
digunting. Ternyata dari cara membuat dekorasi yang sederhana itu telah membuat
saya tertarik di bidang desain grafis,..meski tidak menjadi desainer beneran,
tetapi setidaknya saya merasa sedikit banyak tahu dan bisa, dengan bermodal
menguasai Corel Draw dan Photo Shop saya diterima bekerja di beberapa
percetakan juga pernah tergabung dalam suatu EO.
77.
Pak (Astaqfirulloh saya lupa namanya, kl ga’
salah Sumono, SE)
Beliau adalah guru ekonomi akuntansi saya
di ‘Aliyah,.. dari beliau saya sedikit banyak mengenal dunia perdagangan dan
promosi. Tentang rugi-laba dan neraca perdagangan serta tentang seluk beluk perusahaan.
“bekal” inilah yang mengantarkan saya bekerja jadi team produksi periklanan
radio dan saat ini saya sedang mempraktekkan yang beliau ajarkan dengan membuka
usaha kantin di rumah dan jualan bubur serta yang masih jadi tantangan serta
semoga akan benar-benar segera terlaksana adalah memiliki perusahaan resmi
meski kecil-kecilan. Saat ini kami masih dalam proses perijinan pendirian
stasiun radio RUGOS FM dan saya sebagai direkturnya.
Waww….. bagaimana mungkin hidup tanpa guru…?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar